1. Pengantar
Kegiatan ini dimaksudkan untuk melatih mahasiswa melakukan studi lapangan (field study) guna menerapkan teori-teori yang telah dikenal melalui kegiatan perkuliahan dan diskusi (tanya jawab di kelas). Juga kegiatan dimaksudkan untuk melatih mahasiswa melakukan kegiatan analisis kebahasaan yang berkaitan dengan bidang morfologi yang kemudian dituangkan dalam bentuk laporan studi lapangan berupa makalah. Objek studi lapangan ditentukan tidak hanya aspek morfologis bahasa Indonesia, tetapi juga aspek morfologis bahasa-bahasa daerah yang dikuasai oleh mahasiswa. Melalui kegiatan secara terprogram dan terarah, mahasiswa melakukan survei lapangan – dalam bentuk studi kepustakaan atau studi lapangan – untuk mengumpulkan data-data kebahasaan sesuai dengan topik yang telah ditentukan.
Kegiatan pengumpulan data dilakukan sesuai dengan bidang tugas timnya masing-masing. Setelah data terkumpul dan dipandang mencukupi serta representatif, kegiatan berikutnya segera dilakukan klasifikasi data yang telah diperoleh sesuai degan tujuan analisis. Selanjutnya, berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan telah diklasifiksikan, mahasiswa melakukan analisis untuk menyajikan (menulis) sebuah makalah. Di luar kegiatan penyajian (penulisan), mahasiswa dituntut untuk melakukan kontak diskusi sehubungan dengan topik yang sedang dianalisis. Semua tahapan kegiatan harus dilakukan sesui dengan jadwal yang terleh ditetapkan.
2. Topik Penelitian
Topik penelitian untuk penyusunan makalah berupa aspek morfologi bahasa Indonesia. Tiap topik dikerjakan secara mandiri (oleh tiap mahasiswa). Langkah kegiatan penyelesaian tugas rumah meliputi: survei (dalam rangka pengumpulan data), pengklasifikasian data, dan kegiatan analisis data (penulisan makalah).
3. Kerja Penyusunan Makalah
Lakukan analisis secara deskriptif afiks-afiks dalam bahasa Inodnesia dalam konteks pemakaian bahasa.(sesuai dengan topik masing-masing). Deskripsi (analsis) itu dilakukan untuk mengetahui perilaku afiks-afiks atas fungsi atau peran serta makna gramatik yang ditimbulkannya.
3. Langkah kerja yang harus dilakukan adalah:
(1) Pengumpulan data
Melakukan survei lapangan atau studi pustaka untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Data dapat diambil dari buku teks apa saja (buku pelajaran SD hingga universitas, novel, surat kabar, dan majalah). Khusus dari majalah dan surat kabar, jika data diambil dari ragam bahasa jurnalisistik, susun ulang kalimat tersebut agar menjadi kalimat baku (bukan ragam jurnalisitik). Data disajikan dalam bentuk kalimat tunggal atau kalimat majemuk. Jika sangat diperlukan, dapa dapat disajikan dalam bentuk alinea (sejauh hal itu dibutuhkan untuk keperluan analisis). Data juga dapat dibuat sendiri oleh penulis sebagai penutur asli dan diujikan pada penutur asli yang lain untuk menguji tingkat kegramatikannya (keberterimaannya) dan untuk menguji apakah struktur kalimat tersebut sudah benar.
Kumpulkan data pemakaian afiks dalam bentuk kalimat (tunggal atau majemuk) sejumlah yang dapat dijangkau dengan mempertimbangkan bentuk dasar yang memungkinkan dilekati oleh afiks tersbut, misalnya afiks meN- pada bentuk dasar berupa nomina (membatu, membudaya, mendarat), afiks meN- pada bentuk dasar pokok kata (menulis, mengambil, membaca), afiks meN- pada bentuk dasar verba (memindah, menurun, mengenal), dan afiks meN- pada bentuk dasar kata sifat (meluas, menyempit, melebar, jmenjauh). .
Contoh data yang digunakan dalam anilisis.
[1] Adonan semen itu membatu setelah dibiarkan selama empat jam.
[2] Tampaknya, hati orang itu telah membatu sehingga semua nasehat dan saran dari keluarga dan teman-teman dekatnya sudah tidak dihiraukan lagi.
[3] Pesawat itu mendarat di bandara pada pukul 07.15.
[4] Pemakaian telepon genggam sudah membudaya di kalangan masyarak sejak lima tahun lalu.
[5] Sejak istrinya meniggal dunia akibat penyakit yang dideritanya, Bayu Samudra menduda hingga kini.
(2) Klasifikasi data
Lakukan klasifikasi data sesuai dengan keperluan analisis yang akan dilakukan.
(3) Analisis data
Menyajikan hasil analisis dalam bentuk tulisan.(makalah).
Misalnya bahwa afiks meN- pada bentuk dasar nomina batu menjadi membatu mengandung makna ‘proses mengeras seperti batu’ dalam konteks tuturan (kalimat):
[1] Adonan semen itu membatu setelah dibiarkan selama empat jam.
[2] Tampaknya, hati orang itu telah membatu sehingga semua nasehat dan saran dari keluarga dan teman-teman dekatnya sudah tidak dihiraukan lagi.
. [3] ....
Hal-hal yang harus dilakukan:
misalnya, topik analisis Anda adalah afiks meN-
(a) Deskripsikan bahwa dalam bahasa Indonesia, misalnya, afiks meN- dapat melekat pada bentuk dasar nomina, verba dasar, adjektiva, numeralia, atau pronomina).
(b) Deskirpsikan fungsi yang diperankan oleh afiks meN- berkenaan dengan aspek derivasional atau inflesional.
(c) Deskripsikan makna (yaitu makna gramatikal) yang ditimbulkannya atas melekatnya afiks meN pada bentuk dasar itu.
4. Kalimat data yang Anda gunakan sebagai bahan analisis, baik yang digunakan sebagai pembuktian atau sebagai contoh deskripsi maupun tidak, disertakan dalam bentuk lampiran makalah setelah daftar pustaka. Halaman lampiran ditulis berlanjut setelah halaman daftar pustaka.
5. Kumpulkan tugas rumah Anda paling lambat pada pertemuan terakhir perkuliahan
( …. - .... - 2011).
6. Selamat berkarya. Semoga sukses meraih masa depan yang gemilang
7. Pembagian Tema:.
(1) afiks ber-
(2) afiks meN-
(3) afiks memper- dan –an
(4) afiks ter-
(5) afiks meN-/-kan
(6) afiks meN-/-i
(7) afiks memper-/-kan dan afiks memper-/-i
(8) afiks ber-/-an
(9) afiks peN-/-an dan afiks per-/-an
(10) afiks ke-/-an
(11) kata ulang
(12) ...
8. ...
posting yang menarik. Boleh minta sarannya tuk program studi bhs. prancis nggak?? lagi bingung nih milih topik yang tepat untuk metode penelitian linguistik..
BalasHapus*mohon sarannya kak*
Merci